Monday 2 December 2013

SALURAN IRIGASI LUWU AMBURADUL SEJUMLAH AKTIVIST GERAM

Luwu, Sidakpost –
Diduga akibat pekerja yang tidak profesional, pekerjaan bendungan dan saluran irigasi di Daerah Karetan-Tombang, kabupaten luwu, sulawesi selatan, Amburadul.
Sejumlah sumber yang ditemui media ini mengungkapkan bahwa Saluran Irigasi yang saat ini dikerjakan oleh beberapa perusahaan besar, ternyata sudah banyak yang ambruk.
Menyikapi informasi dan laporan masyarakat tersebut, Fredy, TIM Investigasi LPPM Indonesia angkat bicara.

“Kami dari LPPM Indonesia akan turun melakukan penelusuran untuk proses Pulbaket (pengumpulan bahan dan keterangan,red). Dan jika benar ada indikasi ketidak becusan pelaksana, apalagi jika ada dugaan penyalahgunaan anggaran, kami akan melaporkannya kepada instansi terkait, termasuk aparat penegak hukum.” Tandasnya.
Hasil penelusuran wartawan media ini saat menemui salah satu sumber  terpercaya di sekitar lokasi kerja (Desa Tombang)  mengungkapkan, ”saya melihat irigasi yang dikerjakan oleh PT.NK (Nindya Karya,red) terkesan asal-asalan. Bahkan, terkadang mereka membuat campuran tidak menggunakan takaran Tong pasir,  tapi hanya menggunakan Sekop. Sehingga, campurannya tidak rata, maksimal dan tidak berkualitas. Terbukti sudah ada beberapa  bangunan yang retak dan roboh”. Ungkap sumber yang enggan dikorankan namanya.
Saat wartawan media ini mendatangi kantor PT.NK (Nindya Karya) di karetan, Sugeng, salah satu karyawan yang mengaku sebagai perwakilan Kepala Proyek dilokasi kerja, menuturkan bahwa dalam struktur pelaksana lapangan PT.NK, dirinya adalah penanggung jawab mewakili Kepala Proyek yang disebutnya bernama Ardiman.
“ Dalam struktur kabinet kami disini, sayalah yang di tunjuk sebagai site enggineer (Koordinator Pelaksana,red)  tanpa ada wakil dan sekaligus merangkap enggineer contruction (pelaksana lapangan). Sementara untuk quality control ditempati oleh Pak TAKDIR, pelaksana jaringan Pak ANTO, pelaksana galian dan timbunan pak NORMAN, yang mana dari semua tenaga kerja ini harus berpengalaman bertahun-tahun dan bersertifikasi untuk jaminan kwalitas dan keamanan kelangsungan kerja,“ tuturnya dengan bangga.
Ironisnya, dari hasil penelusuran media ini dilapangan, sejumlah sumber mengungkapkan fakta yang berbeda, diantaranya beberapa pekerja yang memiliki fungsi vital seperti Quality Control, pelaksana jaringan, pelaksana galian dan timbunan, yang masing-masing ditempati Takdir, Anto, dan Norman, tidak bersertifikasi.
Bahkan posisi site engginer dan engginer construction, yang saat ini di jabat Pak Sugeng sendiri, pun tidak sesuai yang disampaikan, yakni tidak bersertifikasi, dan hanya mengantongi ijazah setingkat SMA.
Ditemui terpisah, SAIFUL Ketua Dewan Pimpinan Propinsi Sulawesi Selatan, Lembaga Anti Korupsi Republik Indonesia (LAKRI) menegaskan, akan menurunkan TIM Investigasi khusus guna menyikapi laporan tersebut.
”Kami akan menurunkan Tim khusus untuk menangani informasi dan laporan ini. Dan jika benar ada indikasi tindak pidana korupsi, maka kami akan melaporkannya kepada aparat penegak hukum untuk selanjutnya di proses,” tegasnya.
Ungkapan pedas pun di lontarkan Surianto, aktivist muda Himpunan Mahasiswa Islam (HMI, MPO). ”Jika benar terjadi kesalahan bestek dalam proyek tersebut, maka harusnya itu di laporkan kepada pihak yang berwajib. Selain itu, pengawalan penanganan kasus ini pun harus dilakukan secara intensif, agar proses hukumnya dapat berjalan sesuai aturan yang berlaku. Tandasnya. (TIM***)

No comments: