Wednesday 4 December 2013

OPERASI SATLANTAS PALOPO RAWAN PUNGLI


Fredi : “Siapa yang melihat dan mampu menjamin bahwa uang tilang yang diterima dilapangan betul disetor ke kas Negara. Kalau memang benar, coba buka, berapa besar dana tilang yang diterima satuan lalulintas dijalan diserahkan ke Kas Negara, khususnya diera kepemimpinan AKP.Muhabbar selaku Kasat Lantas.”


Palopo, Sidakpost-
Operasi penertiban pengendara dan kendaraan bermotor di kota palopo dinilai tebang pilih.
Pasalnya, dari beberapa kali operasi yang dilakukan, masih juga banyak ditemukan “Pembebasan bersyarat” yang dilakukan oleh oknum anggota satlantas, dengan berbagai alasan.
Kondisi tersebut tentunya sangat bertolak belakang dengan pernyataan dan prilaku AKP.Muhabbar, selaku kasat Lantas saat ditemui diruang kerjanya seusai menggelar operasi di Pertigaan Jalan Jenderal Sudirman Kota Palopo.
Tak ayal, akibat banyaknya “pembebasan bersyarat” yang dilakukan oknum anggota satlantas tersebut, akhirnya membuat Kasat Lantas Palopo harus membuat beberapa kali pernyataan berbeda-beda yang seolah-olah disesuaikan dengan prilaku anggotanya saat menggelar operasi.
Sebagai contoh, pada saat opersi pertama dilakukan, AKP.Muhabbar mengeluarkan pernyataan bahwa semua kendaraan yang terjaring Razia, akan disita, dan dibawah ke Mapolres palopo. Dan kendaraan yang telah disita tersebut hanya dapat dikeluarkan setelah melalui proses persidangan.
Anehnya, keesokan harinya saat menggelar operasi serupa di perempatan Jl.Dr.Ratulangi Kota Palopo, dimana saat itu ditemukan sejumlah kendaraan yang tidak dilengkapi surat dan kelengkapan sesuai peraturan perundang-undangan, dilepaskan oleh oknum anggota satlantas, dengan alasan kendaraannya ditukar dengan STNK.
Melihat kondisi tersebut, salah satu aktivist LSM yang juga sedang berada dilokasi Razia untuk memantau jalannya operasi tersebut, kemudian menghampiri Kasat Lantas, kemudian mempertanyakan alasan dilepaskannya sejumlah kendaraan yang tidak dilengkapi surat-surat dan kelengkapan kendaraan.
Entah karena bingung atau hanya sekedar ingin menutupi dan membenarkan prilaku anggotanya, sang kasat pun kembali mengeluarkan pernyataan bahwa kendaraan tersebut di bebaskan karena ditukar dengan STNK.
Pembebasan kendaraan yang tidak dilengkapi surat-surat dan kelengkapan kendaraan bermotor pun ternyata ditemukan dibeberapa tempat operasi lainnya.
Yang lebih mengagetkan lagi, pernyataan Sang Kasat dilokasi razia tempat dilepaskannya beberapa kendaraan bermotor, dengan mengatakan “Aggota kami juga Manusia Biasa,” tutur satlantas dalam salah satu rekaman yang dikirim kepada Wartawan media ini.
Dari beberapa rekaman dan foto hasil dokumentasi yang diterima media ini, sangat jelas perubahan pernyataan dari sang Kasat.
Dari yang tadinya berkeras akan menyita dan menahan semua kendaraan bermotor yang terjaring razia dan lengkap sesuai peraturan perundang-undangan, kemudian berubah dan melemah menjadi penyitaan STNK.
Dalam rekaman lainnya, Sang Kasat pun membenarkan dan melegalkan adanya pembayaran sejumlah uang dilakasi razia, dengan alasan Tilang ditempat.
Dalam pernyataannya, Kasat Lantas mengatakan bahwa pembayaran uang tilang dilokasi Razia, dibenarkan, dengan alasan uang tilang yang mereka terima tersebut nantinya akan kembali diserahkan kepada Negara.
Menanggapi sikap dan pernyataan Kasat Lantas Palopo yang baru beberapa bulan menjabat sebagai Kasat Lantas di Mapolres Palopo ini, Fredi, Aktivist LPPM Indonesia bidang Investigasi Hukum dan Hak Azasi Manusia, justru mempertanyakan keseriusan pihak Kepolisian, khususnya AKP.Muhabbar, selaku Kasat Lantas, dalam menciptakan tertib Lalu Lintas dikota Palopo. Fredi bahkan menilai upaya yang dilakukan Satlantas Mapolres Palopo saat ini, diantaranya melakukan Operasi penertiban dengan menggandeng beberapa media tertentu, hanya sebatas pencitraan semata.
Fredi bahkan dengan tegas mengatakan gencarnya Operasi yang dilakukan, anggota satlantas saat ini, justru membuka ruang Korupsi baru bagi oknum tertentu.
“Siapa yang melihat dan mampu menjamin bahwa uang tilang yang diterima dilapangan betul disetor ke kas Negara. Kalau memang benar, coba buka, berapa besar dana tilang yang diterima satuan lalulintas dijalan diserahkan ke Kas Negara, khususnya diera kepemimpinan AKP.Muhabbar selaku Kasat Lantas.” Tegas Fredi dengan nada menantang.
Menurutnya, dari sekian banyak Operasi yang digelar anggota satlantas Palopo, banyak diantaranya yang terindikasi hanya memanfaatkan keadaan dan seragam yang dikenakan.
Lebih jauh Fredi yang juga merupakan Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Andi Djemma Palopo, mengaku beberapa kali menemukan langsung beberapa oknum anggota Satlantas Mapolres Palopo menggelar Operasi yang dinilainya sebagai Operasi Liar, karena tidak dilengkapi dengan berbagai tanda sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Ditambahkannya, selain sejumlah hasil temuannya, Fredi mengklaim bahwa lembaganya hamper setiap saat menerima informasi dan keluhan dari masyarakat yang mengaku diperas oleh Oknum anggota satlantas dengan ancaman akan menyita kendaraan jika tidak memberikan sejumlah uang.
“Inikan sudah pelanggaran hukum. Mereka (Satlantas,red) adalah penegak hukum. Jangan memanfaatkan hukum, seragam dan jabatan itu untuk menakut-nakuti, apalagi memeras masyarakat.” Tutur Fredi dengan nada geram.
Yang lebih mengherankan lagi, lanjut fredi, tidak adanya respon kasat lantas selaku penanggungjawab di Satuan Lalulintas di Mapolres Palopo terhadap laporan masyarakat yang masuk, jika ditemukan adanya dugaan pelanggaran yang dilakukan Oknum anggotanya dilapangan.
Dicontohkannya, beberapa waktu lalu, dimana saat itu Tim Investigasi LPPM Indonesia menemukan adanya Oknum anggota Satlantas Palopo yang tengah menjemput dan mengawal truk kayu dari perbatasan Kota Palopo, mereka lalu melaporkannya kepada kasat lantas. Namun hingga lepasnya Truk kayu tersebut dari wilayah kota palopo, sang kasat pun tak kunjung datang.
Dihari berikutnya, dimana kembali ditemukan oknum anggota satlantas kembali mengawal truk yang bermuatan kayu, kembali Tim Investigasi LPPM Indonesia memberitahukan informasi tersebut kepada Sang Kasat. Namun, lagi-lagi Tim Investigasi LPPM Indonesia yang sedang membuntuti pengawalan truk kayu tersebut harus menerima kekecewaan. Hingga penghujung batas kota Palopo, Sang Kasat tak menampakkan batang hidungnya.
Dari serangkaian kejadian tersebut, Fredi mensinyalir, prilaku oknum anggota satlantas palopo yang kerap kali meminta sejumlah uang saat menggelar operasi yang diduga liar, hingga mengawal dan meloloskan truk-truk kayu dan BBM bersubsidi, yang secara kebetulan melintas di kota palopo, pun telah diketahui, dan bahkan patut diduga kuat atas izin dari sang kasat. (Rizal/Sl).

 Foto : Tampak beberapa Oknum Anggota Satlantas yang sedang menggelar Operasi, dan berupaya melarikan diri dari Lokasi Operasi saat wartawan melakukan pengambilan gambar di Jalan Jenderal Sudirman, Poros Makassar-Palopo, Purangi.
Dari pantauan dilapangan, tempat ini kerap kali dijadikan tempat Operasi yang diduga liar.


Foto : Tampak Oknum Anggota Satlantas Mapolres Palopo bersama salah satu pengendara yang tengah berupaya bernegosiasi tentang besarnya jumlah uang tilang yang harus diserahkan.


Foto : Tampak AKP.Muhabbar, S.Ag. Kasat Lantas Polres Palopo, saat ditemui diruang Kerjanya beberapa waktu lalu.

Foto : Tampak salah satu pengendara yang berboncengan tanpa menggunakan Helm dengan asyik dan santainya melewati Lokasi Razia, tanpa diberhentikan oleh petugas.


 Foto : Tampak sederet Kendaraan yang terjaring Operasi dari sejumlah titik dikota palopo
 
  Foto : Tampak AKP.Muhabbar, Kasat Lantas Polres Palopo di Lokasi Operasi, didaerah Salobulo, Kota Palopo.

4 comments:

Anonymous said...

Berita ini ternyata mampu mengusik oknum2 yang berada di sekitar Satlantas...
Mantap...
hahaha...

Anonymous said...

biasanya sih yang menjamin sy...hahhahahha

Slm.Fak.Hukum Unanda 2010

Anonymous said...

biasanya sih yang menjamin sy....hahhahha


Salam Fak.Hukum Unanda 2010

LPPM INDONESIA said...

Inilah yg kita harapkan. selain itu, qta juga berharap segenap rekan2 memiliki kepedulian terhadap segala bentuk penyalahgunaan wewenang...
salam hormat...