Malili, Libas-
Selain kurangnya pasokan, ulah nakal beberapa oknum yang memanfaatkan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi sebagai “ladang bisnis baru” untuk dijual kepada perusahaan membuat kelangkaan BBM di luwu timur kian menggila.
Selain kurangnya pasokan, ulah nakal beberapa oknum yang memanfaatkan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi sebagai “ladang bisnis baru” untuk dijual kepada perusahaan membuat kelangkaan BBM di luwu timur kian menggila.
Akibatnya, antrian panjang setiap harinya pun tak dapat dihindari.
Ironisnya,
meskipun kondisi sedang ramai antri, pengelola Stasiun Pengisian Bahan
Bakar Umum (SPBU) seolah tanpa dosa tetap mengisi jerigen yang dibawa
oleh beberapa oknum yang mengatasnamakan kebutuhan masyarakat.
Hal
ini diketahui saat wartawan media ini melakukan pemantauan langsung
dibeberapa titik SPBU yang dikenal kerap menjual bahan bakar bersubsidi
kepada para pengusaha nakal dengan mengatasnamakan masyarakat.
Selain
dijual kepada oknum pengusaha nakal, langkanya BBM di SPBU khususnya
diwilayah Luwu Timur, diakibatkan munculnya “jiwa bisnis” segelintir
orang yang ingin meraup keuntungan berlebih, dengan menjual Bahan Bakar
Minyak secara eceran.
Anehnya lagi, para penjual eceran nakal secara
terang-terangan berani menjual Bahan Bakar di sekitar SPBU dalam skala
besar menggunakan botol, hingga jerigen dalam berbagai ukuran tanpa ragu
akan adanya penindakan dari aparat.
Kenyataan ini seolah menjawab
perngakuan sejumlah masyarakat jika praktek penyalahgunaan BBM
bersubsidi di wilayah Luwu Raya, khususnya Luwu Timur dibekingi oknum
aparat karena telah menerima “upeti” kepada petinggi daerah tertentu.
Gurihnya uang hasil penyalahgunaan BBM bersubsidi pun akhirnya memberi kenyamanan bagi oknum bermental bobrok.
Dari
pantauan media ini dilapangan, sejumlah petugas dan pengelola SPBU,
hingga oknum penyedot nakal nampak tak ada keraguan sedikitpun untuk
melakukan aksinya, meskipun mereka menyadari adanya sejumlah wartawan
dilokasi itu.
Bhakan, di dua SPBU di wilayah Kota Malili ditemukan
oknum aparat kepolisian yang menyaksikan langsung praktek penyedotan BBM
bersubsidi oleh sejumlah masyarakat, namun hanya menjadi “penonton
setia”.
Kondisi terparah ditemukan di SPBU Kota Malili, jalur menuju Sorowako-Sulawesi Tenggara.
Saat
wartawan media ini melakukan pemotretan, ditemukan dua Oknum anggota
Polisi bersenjata lengkap dengan menggunakan kendaraan patroli
kepolisian jenis mini bus justru asyik bercengkrama dengan para penyedot
BBM bersubsidi.
Saat ditemui wartawan, salah satu oknum polisi dengan singkat menjawab, “besok mereka dipanggil kekantor” jawabnya singkat.
Meskipun telah meresahkan dan membuat gerah pengguna kendaraan, aparat seolah tetap tidak perduli.
Ibu
Lensi, Pengawas SPBU Ussu yang ditemui wartawan mengaku jika kelangkaan
BBM khususnya jenis premium terjadi akibat kurangnya pasokan BBM, yang
masuk ke Kabupaten Lutim.
“Memang benar SPBU kami kurang pasokan terkadang jam 10 sudah habis” jawab Lensi ketus.
Pernyataan
Ibu Lensi yang mengaku kekurangan pasokan, sangat kontradiktif dengan
kondisi yang ada. Pasalnya, diseputar SPBU, penjual eceran BBM jenis
premiun dan solar dalam bentuk kemasan botolan hingga jerigen marak di
jalan, bahkan didepan rumah sang pengawas pun ada.
Terpisah, salah
satu SPBU yang tidak jauh dari pusat daerah itu ditemukan malah sibuk
menuang BBM kedalam jerigen untuk dibagikan ke pengecer.
Lancarnya
proses penyedotan BBM bersubsidi diduga kuat akibat adanya pemberian
“upah tambahan” kepada petugas, hingga pengelola SPBU.
Seorang penyedot BBM yang ditemui dilokasi bahkan mengeluarkan pernyataan yang mencengangkan.
Saat
wawancara, sumber yang mengakui akan mengirim BBM nya ke para pengusaha
itu mengungkapkan bahwa selain mempersiapkan uang untuk pembelian BBM
ditambah “fee” untuk petugas SPBU, para penyedot juga harus
mempersiapkan dana tambahan untuk diberikan kepada petugas SPBU,
Pengelola, hingga aparat keamanan.
AKBP Rio Indra Lesmana, Kapolres
Luwu Timur yang dikonfirmasi melalui telepon selulernya terkait maraknya
penyalahgunaan BBM bersubsidi yang diduga kuat dibekingi bahkan
melibatkan oknum anggota polisi, hanya menjawab singkat.
“Itu sudah
dirapatkan dengan Muspida dan pemanggilan SPBU di Lutim. Untuk anggota,
tinggal asep, morens dan basir yang mau saya tindak.” Jawab Kapolres
Luwu Timur melalui pesan singkatnya.
Kadis Koperindag Luwu Timur yang coba dikonfirmasi terkait permasalahan ini, tidak dapat ditemui. (Cristy/Wahyuddin).
No comments:
Post a Comment