LUTRA,-
Diera repormasi saat sekarang
ini, dimana berbagai peraturan
perundang-undangan telah mengamanatkan keterlibatan dan peran serta masyarakat
dalam melakukan pengawasan, khususnya dalam hal pengelolaan dan penggunaan
keuangan negara, dengan tujuan agar Negara ini benar-benar dapat menciptakan
sebuah tatanan pemerintahan yang baik, bersih dan bertanggungjawab, yang pada
akhirnya bermuara pada terciptanya masyarakat yang sejahtera, adil, serta
makmur dalam keadilan. Namun yang sangat disayangkan, masih banyaknya pihak
yang terkesan menutup mata untuk hal itu.
Hal itu diungkapkan Samsir, Aktivist LPPM Indonesia
saat bertemu wartawan di kota Masamba kabupaten luwu utara beberapa waktu lalu.
Menurut Samsir,
jangankan terhadap
penggunaan keuangan negara, setiap langkah yang akan dan telah ditentukan oleh
pemerintah, yang pada akhirnya menjadi sebuah kebijakan publik, wajib untuk
diinformasikan dan ditransparansikan kepada masyarakat.
“Dan hal ini sangat jelas
diatur dalam berbagai peraturan perundang-undangan, khususnya undang-undang keterbukaan informasi publik
dan undang-undang tindak pidana korupsi, dan dipertegas dengan munculnya PP 71
tahun 2000.” Tegas Samsir
menjelaskan.
Ironisnya, lanjut Samsir, hampir setiap saat masih terdengar suara sumbang dari
masyarakat yang mengeluhkan adanya penggunaan keuangan negara yang tak jelas.
“Ini kan aneh.” Sambungnya.
Saat bercengkrama dengan awak media disalah satu Warkop
depan Bandar Udara Masamba, dirinya mengaku baru kembali dari kecamatan seko.
Dalam perjalanan itu, dirinya mengaku menemukan
Pembangunan salah satu Jembatan yang tidak diketahui sumber dan nilai
anggarannya secara pasti, karena tidak memiliki Papan Informasi Proyek
sebagaimana layaknya proyek lain yang sering ditemukan.
Melihat kondisi proyek yang sementara dikerjakan, serta
tidak adanya informasi tentang nilai dan volume proyek, dirinya mencium adanya aroma
penyimpangan dalam pembangunan proyek tersebut.
“Selain itu, sulitnya menemui
oknum yang disebut terlibat sebagai pelaksana proyek, menambah kuat adanya
indikasi penyimpangan.”
Lanjut Samsir.
Satu-satunya nformasi yang sempat didapatkannya dari
pekerja di lokasi itu, yakni proyek tersebut dikerjakan oleh salah satu Oknum
Kepala Desa setempat.
Karena ketidakjelasan sumber dan nilai anggaran proyek
itu, dirinya pun mencoba mencari tau kebeberapa warga, termasuk masyarakat
sekitar, hingga mencoba menemui oknum kepala desa yang disebut sebagai
pelaksana proyek. Sayangnya, berbagai upaya yang dilakukannya tidak membuahkan
hasil.
Berbekal informasi tersebut, Rabu,
28/8/2014, wartawan media ini
mencoba melakukan penelusuran kelokasi dimaksud.
Benar saja, di wilayah kecamatan
limbong, Desa Rinding
Allo
ditemukan proyek pembangunan
jembatan yang tidak memiliki informasi jelas, bahkan terkesan disembunyikan.
Dari pantauan dilapangan jembatan yang dikenal warga setempat dengan sebutan jembatan
Jembatan Maulu
ini, nampak sementara dalam tahap pemasangan mal untuk
pengecoran dan pemasangan besi.
Anehnya, seorang pekerja yang sempat ditemui mengaku tidak mengetahui
secara pasti asal usul anggaran dan siapa kontraktor pelaksana proyek tersebut. Para pekerja
hanya mengaku mengenal
Pak Desa selaku pelaksana.
“Kami tidak tau tentang itu pak, karena kami hanya
pekerja. kami juga tidak berani bekerja tanpa ada perintah pak desa karena dia
yang kerjakan ini proyek.” jawab seorang pekerja saat ditanya
soal asal usul dan besaran anggaran proyek yang sedang mereka kerjakan.
Beberapa pekerja yang saat itu berada
dilokasi hanya mengenal salah satu oknum Kepala Desa sebagai “Bos” mereka.
“Kalau
masalah anggarannya dari mana terus besarnya anggaran kami sama sekali tidak
tahu menahu tentang itu. Tapi kalau kita mau tau pak, kordinasi saja sama desa
rinding allo.” Sambung pekerja lainnya.
Lebih jauh sumber itu
juga menjelaskan bahwa volume pekerjaan yang sedang ditangani hanya disampaikan
secara lisan.
Yang lebih
mengherankan, para pekerja mengaku tidak memiliki gambar untuk jadi acuan dalam
membangun jembatan yang merupakan jalur penghubung utama antara Kecamatan Limbong, Seko
hingga ke
Kota Masamba sebagai
Ibukota Kabupaten Luwu Utara.
“Kalau
ukurannya pak, lebar kurang lebih tiga meter tujuh puluh lima senti dan
panjangnya sekitar sepuluh meter.” Ungkap para pekerja menjelaskan.
Usai menemui pekerja,
wartawan media ini pun berupaya menemui
kepala
Desa Rinding Allo yang
mereka kenal dengan nama Pak
Pongoran, yang
disebut-sebut sebagai pelaksana Proyek. Sayangnya, upaya
tersebut
akhirnya gagal.
Informasi yang didapatkan dari
tetangga dan warga
sekitar, kepala desa yang dituju
sedang sakit dan dibawa untuk berobat.
Dihubungi melalui telepon selulernya,
seseorang yang mengaku sebagai anak si Kepala Desa akhirnya memberikan tanggapan.
Melalui telepon seluler, oknum yang mengaku sebagai anak
Kepala desa
Rinding Allo ini
membenarkan jika proyek tersebut benar dikerjakan bapaknya.
“Memang bapak yang kerjakan proyek jembatan
maulu,
dan pekerjaan itu salah, jadi kami mau bongkar ulang.” Ungkap anak oknum kepala desa melalui telepon
selulernya.
Menanggapi tudingan masyarakat tentang pekerjaan
proyek Jembatan Maulu yang terkesan tertutup dan dinilai sarat penyimpangan, dengan
nada marah oknum anak kepala desa tersebut menantang agar berita tentang proyek
“Siluman” yang dikerjakan oleh orang tuanya diberitakan.
“Tolong bapak jangan dulu katakan kalau itu
pekerjaan tidak sesuai bestek, sebab
terlalu dini kalau kita katakan salah. Mengenai papan proyek sudah ada, tapi belum di pasang.”tuturnya dengan nada marah.
Dari percakapan melalui telepon seluler itu pula
diketahui jika beberapa proyek dijalur trans Seko-Libong dikerjakan oleh Oknum
kepala desa yang nyambi jadi Kontraktor, alias “Kontraktor dadakan”.
“Itu pekerjaan
penunjukan langsung dari propinsi,
dan anggarannya juga dari APBD tingkat satu. Dan perlu
juga kita tau,
ada delapan titik proyek yang dikerjakan bapak saya
di kecamatan limbong,
tapi anggarannya kecil-kecil.
Jadi kalau kita mau angkat
(diberitakan)
pak, bagus juga itu biar ditau semua orang
dari delapan titik sebagian sudah ada yang selesai, tinggal beberapa plat dekker yang
sementara sudah mulai penggalian.” Ungkapnya percaya diri.(HDR)
Foto : Tampak pekerja yang ditemui dilapangan selasa,27/8/2014. |
Foto : Tampak pengerjaan jembatan Desa Maulu yang berada di Jalur Poros Seko-Limbong, Kecamatan Limbong, Kabupaten Luwu Utara. |
No comments:
Post a Comment