Saturday 20 September 2014

JALUR LIMBONG-SEKO MARAK PROYEK “SILUMAN”, KADES “RA” NYAMBI KONTRAKTOR


LUTRA,-
Diera repormasi saat sekarang ini, dimana berbagai peraturan perundang-undangan telah mengamanatkan keterlibatan dan peran serta masyarakat dalam melakukan pengawasan, khususnya dalam hal pengelolaan dan penggunaan keuangan negara, dengan tujuan agar Negara ini benar-benar dapat menciptakan sebuah tatanan pemerintahan yang baik, bersih dan bertanggungjawab, yang pada akhirnya bermuara pada terciptanya masyarakat yang sejahtera, adil, serta makmur dalam keadilan. Namun yang sangat disayangkan, masih banyaknya pihak yang terkesan menutup mata untuk hal itu.
Hal itu diungkapkan Samsir, Aktivist LPPM Indonesia saat bertemu wartawan di kota Masamba kabupaten luwu utara beberapa waktu lalu.

Menurut Samsir, jangankan terhadap penggunaan keuangan negara, setiap langkah yang akan dan telah ditentukan oleh pemerintah, yang pada akhirnya menjadi sebuah kebijakan publik, wajib untuk diinformasikan dan ditransparansikan kepada masyarakat.
“Dan hal ini sangat jelas diatur dalam berbagai peraturan perundang-undangan, khususnya undang-undang keterbukaan informasi publik dan undang-undang tindak pidana korupsi, dan dipertegas dengan munculnya PP 71 tahun 2000.” Tegas Samsir menjelaskan.
Ironisnya, lanjut Samsir, hampir setiap saat masih terdengar suara sumbang dari masyarakat yang mengeluhkan adanya penggunaan keuangan negara yang tak jelas.
“Ini kan aneh.” Sambungnya.
Saat bercengkrama dengan awak media disalah satu Warkop depan Bandar Udara Masamba, dirinya mengaku baru kembali dari kecamatan seko.
Dalam perjalanan itu, dirinya mengaku menemukan Pembangunan salah satu Jembatan yang tidak diketahui sumber dan nilai anggarannya secara pasti, karena tidak memiliki Papan Informasi Proyek sebagaimana layaknya proyek lain yang sering ditemukan.
Melihat kondisi proyek yang sementara dikerjakan, serta tidak adanya informasi tentang nilai dan volume proyek, dirinya mencium adanya aroma penyimpangan dalam pembangunan proyek tersebut.
“Selain itu, sulitnya menemui oknum yang disebut terlibat sebagai pelaksana proyek, menambah kuat adanya indikasi penyimpangan.” Lanjut Samsir.
Satu-satunya nformasi yang sempat didapatkannya dari pekerja di lokasi itu, yakni proyek tersebut dikerjakan oleh salah satu Oknum Kepala Desa setempat.
Karena ketidakjelasan sumber dan nilai anggaran proyek itu, dirinya pun mencoba mencari tau kebeberapa warga, termasuk masyarakat sekitar, hingga mencoba menemui oknum kepala desa yang disebut sebagai pelaksana proyek. Sayangnya, berbagai upaya yang dilakukannya tidak membuahkan hasil.
Berbekal informasi tersebut, Rabu, 28/8/2014, wartawan media ini mencoba melakukan penelusuran kelokasi dimaksud.
Benar saja, di wilayah kecamatan limbong, Desa Rinding Allo ditemukan proyek pembangunan jembatan yang tidak memiliki informasi jelas, bahkan terkesan disembunyikan.
Dari pantauan dilapangan jembatan yang dikenal warga setempat dengan sebutan jembatan Jembatan Maulu ini, nampak sementara dalam tahap pemasangan mal untuk pengecoran dan pemasangan besi.
Anehnya, seorang pekerja yang sempat ditemui mengaku tidak mengetahui secara pasti asal usul anggaran dan siapa kontraktor pelaksana proyek tersebut. Para pekerja hanya mengaku mengenal Pak Desa selaku pelaksana.
Kami  tidak tau tentang itu pak, karena kami hanya pekerja. kami juga tidak berani bekerja tanpa ada perintah pak desa karena dia yang kerjakan ini proyek.” jawab seorang pekerja saat ditanya soal asal usul dan besaran anggaran proyek yang sedang mereka kerjakan.
Beberapa pekerja yang saat itu berada dilokasi hanya mengenal salah satu oknum Kepala Desa sebagai “Bos” mereka.
“Kalau masalah anggarannya dari mana terus besarnya anggaran kami sama sekali tidak tahu menahu tentang itu. Tapi kalau kita mau tau pak, kordinasi saja sama desa rinding allo.” Sambung pekerja lainnya.
Lebih jauh sumber itu juga menjelaskan bahwa volume pekerjaan yang sedang ditangani hanya disampaikan secara lisan.
Yang lebih mengherankan, para pekerja mengaku tidak memiliki gambar untuk jadi acuan dalam membangun jembatan yang merupakan jalur penghubung utama antara Kecamatan Limbong, Seko hingga ke Kota Masamba sebagai Ibukota Kabupaten Luwu Utara.
“Kalau ukurannya pak, lebar kurang lebih tiga meter tujuh puluh lima senti dan panjangnya sekitar sepuluh meter.” Ungkap para pekerja menjelaskan.
Usai menemui pekerja, wartawan media ini pun berupaya menemui kepala Desa Rinding Allo yang mereka kenal dengan nama Pak Pongoran, yang disebut-sebut sebagai pelaksana Proyek. Sayangnya, upaya tersebut akhirnya gagal.
Informasi yang didapatkan dari tetangga dan warga sekitar, kepala desa yang dituju sedang sakit dan dibawa untuk berobat.
Dihubungi melalui telepon selulernya, seseorang yang mengaku sebagai anak si Kepala Desa akhirnya memberikan tanggapan.
Melalui telepon seluler, oknum yang mengaku sebagai anak Kepala desa Rinding Allo ini membenarkan jika proyek tersebut benar dikerjakan bapaknya.
Memang bapak yang kerjakan proyek jembatan maulu, dan pekerjaan itu salah, jadi kami mau bongkar ulang.” Ungkap anak oknum kepala desa melalui telepon selulernya.
Menanggapi tudingan masyarakat tentang pekerjaan proyek Jembatan Maulu yang terkesan tertutup dan dinilai sarat penyimpangan, dengan nada marah oknum anak kepala desa tersebut menantang agar berita tentang proyek “Siluman” yang dikerjakan oleh orang tuanya diberitakan.
“Tolong bapak jangan dulu katakan kalau itu pekerjaan tidak sesuai bestek, sebab terlalu dini kalau kita katakan salah. Mengenai papan proyek sudah ada, tapi belum di pasang.”tuturnya dengan nada marah.
Dari percakapan melalui telepon seluler itu pula diketahui jika beberapa proyek dijalur trans Seko-Libong dikerjakan oleh Oknum kepala desa yang nyambi jadi Kontraktor, alias “Kontraktor dadakan”.
“Itu pekerjaan penunjukan langsung dari propinsi, dan anggarannya juga dari APBD tingkat satu. Dan perlu juga kita tau, ada delapan titik proyek yang dikerjakan bapak saya di kecamatan limbong, tapi anggarannya kecil-kecil. Jadi kalau kita mau angkat (diberitakan) pak, bagus juga itu biar ditau semua orang  dari delapan titik sebagian sudah ada yang selesai, tinggal beberapa plat dekker yang sementara sudah mulai penggalian.” Ungkapnya percaya diri.(HDR)
Foto : Tampak pekerja yang ditemui dilapangan selasa,27/8/2014.

Foto : Tampak pengerjaan jembatan Desa Maulu yang berada di Jalur Poros Seko-Limbong, Kecamatan Limbong, Kabupaten Luwu Utara.

No comments: