Palopo, -
Merebaknya isu terkait berbagai pelanggaran yang
diduga dilakukan oleh oknum pegawai Lembaga Pemasyarakatan (LAPAS) Kota Palopo
membuat sejumlah elemen masyarakat prihatin.
Pasalnya, Lapas yang harusnya menjadi tempat pembinaan
bagi terpidana, justru menjadi tempat “pembibitan” benih-benih tindak pidana
baru.
Keterangan dari berbagai sumber terpercaya media ini
mengungkapkan berbagai bentuk pelanggaran yang diduga kuat dilakukan dengan
sengaja oleh oknum sipir lapas Palopo.
Dari sekian banyak prilaku “nyeleneh” oknum penjaga
lembaga pemasyarakatan kota palopo, salah satu diantaranya yang dirasakan sangat
meresahkan para penghuni dan pengunjung lapas, yakni adanya pungutan yang
dikenakan bagi para keluarga dan kerabat terpidana yang datang guna mengunjungi
keluarganya dilapas tersebut.
Seorang keluarga terpidana yang ditemui disekitar
Lapas Palopo, mengaku terpaksa harus menyerahkan sejumlah uang, agar dirinya
mudah menemui keluarganya yang saat itu telah resmi menjadi terpidana penghuni
lapas, setelah divonis bersalah di pengadilan negeri kota palopo.
Dalam penuturannya kepada wartawan media ini, sumber
tersebut mengaku menyerahkan uang senilai sepuluh ribu rupiah dan sebungkus
rokok kepada salah satu oknum petugas lapas.
Menurut sumber tersebut, hal ini sudah sering dia
lakukan selama keluarganya berada didalam lapas tersebut.
Meskipun nilainya sedikit, namun jumlah tersebut
dinilainya sangat membebani dirinya, namun hal itu terpaksa ia lakukan agar
dirinya mudah menemui keluarganya.
“Bayangkan pak,
kalau setiap datang saya kasih seperti itu.” tutur sumber tersebut sedih.
Ditempat terpisah, Rm, seorang nara pidana mantan
penghuni lapas palopo membenarkan informasi tersebut.
Kepada media ini, Rm mengaku sering melihat dan bahkan
merasakan sendiri adanya pungutan yang diberlakukan oleh oknum penjaga Lapas
kepada para pengunjung.
Lebih jauh, Rm mengungkapkan jika ada pengunjung yang
ingin meloloskan barang tertentu kedalam lembaga pemasyarakatan tersebut, para
pengunjung atau penghuni lapas harus memberikan imbalan “Pelicin” kepada oknum penjaga
yang saat itu bertugas.
Selain pelicin untuk memuluskan barang tertentu
memasuki lembaga pemasyarakatan, bagi penghuni lapas yang sudah berkeluarga
yang ingin bertemu khusus dengan keluarganya (Suami atau Istri,red), petugas lapas kerap kali memberikan
fasilitas ruang khusus, dan untuk menikmati fasilitas khusus tersebut, mereka
dikenakan sejumlah biaya tambahan.
“Kalau ada
istri yang datang mau ketemu suaminya, mereka bisa dikasi ruang khusus, tapi
itu diminta membayar pak.” Tutur Rm.
Kejadian serupa pun dialami Dw, seorang gadis berumur
sekitar 20 tahun yang mengaku kakaknya ditahan diLapas Palopo karena terlibat
perkelahian.
Menurut Dw, saat
dirinya mendatangi Lapas palopo untuk menjenguk kakaknya, dirinya diminta
memberikan sejumlah uang dan rokok kepada oknum penjaga lapas yang saat itu
tengah melakukan tugas jaganya.
Kejadian tersebut pertama kali dialami, saat dirinya
datang guna membesuk keluarganya, namun ternyata saat itu bukan waktu untuk
membesuk.
Anehnya, meskipun bukan waktu besuk, oknum penjaga,
tetap memperkenankan Dw untuk menemui kakaknya, asalkan dirinya mau menyerahkan
sejumlah uang dan rokok sebagai imbalannya.
“Sekarang bukan
jam besuk. Tapi kalau mau, itu sih gampang dan mudah diatur. Belikanki’ saja
Rokok” tutur
Dw menirukan ucapan penjaga lapas saat itu.
Kepala Lapas kelas II Kota Palopo, yang coba
dikonfirmasi terkait permasalahan ini, tidak dapat ditemui. Menurut seorang
penjaga, kepala Lapas sedang keluar daerah.
“Kalapas tidak
ada pak.”
Jawab seorang sipir lapas palopo singkat.(AR).
No comments:
Post a Comment