Wednesday 13 November 2013

DIDUGA LAPAS PALOPO BERDAYAKAN PUNGLI



Palopo, -
Merebaknya isu terkait berbagai pelanggaran yang diduga dilakukan oleh oknum pegawai Lembaga Pemasyarakatan (LAPAS) Kota Palopo membuat sejumlah elemen masyarakat prihatin.
Pasalnya, Lapas yang harusnya menjadi tempat pembinaan bagi terpidana, justru menjadi tempat “pembibitan” benih-benih tindak pidana baru.
Keterangan dari berbagai sumber terpercaya media ini mengungkapkan berbagai bentuk pelanggaran yang diduga kuat dilakukan dengan sengaja oleh oknum sipir lapas Palopo.

Dari sekian banyak prilaku “nyeleneh” oknum penjaga lembaga pemasyarakatan kota palopo, salah satu diantaranya yang dirasakan sangat meresahkan para penghuni dan pengunjung lapas, yakni adanya pungutan yang dikenakan bagi para keluarga dan kerabat terpidana yang datang guna mengunjungi keluarganya dilapas tersebut.
Seorang keluarga terpidana yang ditemui disekitar Lapas Palopo, mengaku terpaksa harus menyerahkan sejumlah uang, agar dirinya mudah menemui keluarganya yang saat itu telah resmi menjadi terpidana penghuni lapas, setelah divonis bersalah di pengadilan negeri kota palopo.
Dalam penuturannya kepada wartawan media ini, sumber tersebut mengaku menyerahkan uang senilai sepuluh ribu rupiah dan sebungkus rokok kepada salah satu oknum petugas lapas.
Menurut sumber tersebut, hal ini sudah sering dia lakukan selama keluarganya berada didalam lapas tersebut.
Meskipun nilainya sedikit, namun jumlah tersebut dinilainya sangat membebani dirinya, namun hal itu terpaksa ia lakukan agar dirinya mudah menemui keluarganya.
“Bayangkan pak, kalau setiap datang saya kasih seperti itu.” tutur sumber tersebut sedih.
Ditempat terpisah, Rm, seorang nara pidana mantan penghuni lapas palopo membenarkan informasi tersebut.
Kepada media ini, Rm mengaku sering melihat dan bahkan merasakan sendiri adanya pungutan yang diberlakukan oleh oknum penjaga Lapas kepada para pengunjung.
Lebih jauh, Rm mengungkapkan jika ada pengunjung yang ingin meloloskan barang tertentu kedalam lembaga pemasyarakatan tersebut, para pengunjung atau penghuni lapas harus memberikan imbalan “Pelicin” kepada oknum penjaga yang saat itu bertugas.
Selain pelicin untuk memuluskan barang tertentu memasuki lembaga pemasyarakatan, bagi penghuni lapas yang sudah berkeluarga yang ingin bertemu khusus dengan keluarganya (Suami atau Istri,red), petugas lapas kerap kali memberikan fasilitas ruang khusus, dan untuk menikmati fasilitas khusus tersebut, mereka dikenakan sejumlah biaya tambahan.
“Kalau ada istri yang datang mau ketemu suaminya, mereka bisa dikasi ruang khusus, tapi itu diminta membayar pak.” Tutur Rm.
Kejadian serupa pun dialami Dw, seorang gadis berumur sekitar 20 tahun yang mengaku kakaknya ditahan diLapas Palopo karena terlibat perkelahian.
Menurut Dw,  saat dirinya mendatangi Lapas palopo untuk menjenguk kakaknya, dirinya diminta memberikan sejumlah uang dan rokok kepada oknum penjaga lapas yang saat itu tengah melakukan tugas jaganya.
Kejadian tersebut pertama kali dialami, saat dirinya datang guna membesuk keluarganya, namun ternyata saat itu bukan waktu untuk membesuk.
Anehnya, meskipun bukan waktu besuk, oknum penjaga, tetap memperkenankan Dw untuk menemui kakaknya, asalkan dirinya mau menyerahkan sejumlah uang dan rokok sebagai imbalannya.
“Sekarang bukan jam besuk. Tapi kalau mau, itu sih gampang dan mudah diatur. Belikanki’ saja Rokok” tutur Dw menirukan ucapan penjaga lapas saat itu.
Kepala Lapas kelas II Kota Palopo, yang coba dikonfirmasi terkait permasalahan ini, tidak dapat ditemui. Menurut seorang penjaga, kepala Lapas sedang keluar daerah.
“Kalapas tidak ada pak.” Jawab seorang sipir lapas palopo singkat.(AR).

No comments: