SEJUMLAH
AKTIVIST GERAM
Luwu, –
Diduga akibat
pekerja yang tidak profesional, pekerjaan bendungan dan saluran irigasi di
Daerah Karetan-Tombang, kabupaten luwu, sulawesi selatan, Amburadul.
Sejumlah sumber
yang ditemui media ini mengungkapkan bahwa Saluran Irigasi yang saat ini
dikerjakan oleh beberapa perusahaan besar, ternyata sudah banyak yang ambruk.
Menyikapi informasi
dan laporan masyarakat tersebut, Fredy, TIM Investigasi LPPM Indonesia angkat
bicara.
“Kami dari LPPM Indonesia akan turun melakukan
penelusuran untuk proses Pulbaket
(pengumpulan bahan dan keterangan,red). Dan jika benar ada indikasi ketidak
becusan pelaksana, apalagi jika ada dugaan penyalahgunaan anggaran, kami akan
melaporkannya kepada instansi terkait, termasuk aparat penegak hukum.” Tandasnya.
Hasil penelusuran
wartawan media ini saat menemui salah satu sumber terpercaya di sekitar lokasi kerja (Desa
Tombang) mengungkapkan, ”saya melihat irigasi yang dikerjakan oleh
PT.NK (Nindya Karya,red) terkesan asal-asalan. Bahkan, terkadang mereka membuat
campuran tidak menggunakan takaran Tong pasir,
tapi hanya menggunakan Sekop. Sehingga, campurannya tidak rata, maksimal
dan tidak berkualitas. Terbukti sudah ada beberapa bangunan yang retak dan roboh”. Ungkap
sumber yang enggan dikorankan namanya.
Saat wartawan media
ini mendatangi kantor PT.NK (Nindya Karya) di karetan, Sugeng, salah satu
karyawan yang mengaku sebagai perwakilan Kepala Proyek dilokasi kerja,
menuturkan bahwa dalam struktur pelaksana lapangan PT.NK, dirinya adalah
penanggung jawab mewakili Kepala Proyek yang disebutnya bernama Ardiman.
“ Dalam struktur
kabinet kami disini, sayalah yang di tunjuk sebagai site enggineer (Koordinator Pelaksana,red) tanpa ada wakil dan sekaligus merangkap enggineer
contruction (pelaksana lapangan). Sementara untuk quality control ditempati
oleh Pak TAKDIR, pelaksana jaringan Pak ANTO, pelaksana galian dan timbunan pak
NORMAN, yang mana dari semua tenaga kerja ini harus berpengalaman
bertahun-tahun dan bersertifikasi untuk jaminan kwalitas dan keamanan
kelangsungan kerja,“ tuturnya dengan bangga.
Ironisnya, dari
hasil penelusuran media ini dilapangan, sejumlah sumber mengungkapkan fakta
yang berbeda, diantaranya beberapa pekerja yang memiliki fungsi vital seperti Quality Control, pelaksana jaringan,
pelaksana galian dan timbunan, yang masing-masing ditempati Takdir, Anto,
dan Norman, tidak bersertifikasi.
Bahkan posisi site engginer
dan engginer construction, yang saat ini di jabat Pak Sugeng sendiri, pun tidak
sesuai yang disampaikan, yakni tidak bersertifikasi, dan hanya mengantongi
ijazah setingkat SMA.
Ditemui terpisah,
SAIFUL Ketua Dewan Pimpinan Propinsi Sulawesi Selatan, Lembaga Anti Korupsi Republik
Indonesia (LAKRI) menegaskan, akan menurunkan TIM Investigasi khusus guna
menyikapi laporan tersebut.
”Kami akan menurunkan Tim khusus untuk menangani
informasi dan laporan ini. Dan jika benar ada indikasi tindak pidana korupsi,
maka kami akan melaporkannya kepada aparat penegak hukum untuk selanjutnya di proses,” tegasnya.
Ungkapan pedas pun
di lontarkan Surianto, aktivist muda Himpunan Mahasiswa Islam (HMI, MPO). ”Jika benar terjadi kesalahan bestek dalam
proyek tersebut, maka harusnya itu di laporkan kepada pihak yang berwajib. Selain
itu, pengawalan penanganan kasus ini pun harus dilakukan secara intensif, agar
proses hukumnya dapat berjalan sesuai aturan yang berlaku. Tandasnya.” (TIM***)
No comments:
Post a Comment