Luwu, -
Menarik sekaligus memprihatinkan. Setidaknya inilah
yang terlintas dalam benak para wartawan dan aktivist LSM yang kebetulan diterima
secara bersamaan oleh kepala Dinas pertambangan kabupaten luwu.
Bagaimana tidak, dalam penuturannya kepada para tamu,
Amang Usman yang juga mengklaim dirinya sebagai deklarator pendiri Kota Palopo,
menuturkan beberapa kisah “heroik” selama dirinya menjabat sebagai salah satu Kepala
Dinas Satuan Kerja Perangkat Dinas di beberapa tempat.
Salah satu kisah menonjol yang disampaikan saat itu yakni
“Pembangkangan” yang dilakukannya, jika dirinya merasa perintah atasannya tidak
sesuai ketentuan.
Suasana santai yang ditunjukkan Amang Usman, yang
mengaku baru beberapa bulan menjabat sebagai Kadis Pertambangan Luwu, seolah
memperkuat serangkaian kisah yang disampaikannya.
Ditempat tugasnya yang baru ini, Amang Usman mengaku
tidak mendapatkan anggaran yang cukup, dikarenakan sikap membangkang yang
menurutnya sudah menjadi karakter.
Bahkan, anggaran Dinas Pertambangan untuk tahun 2013,
belum dicairkan, hanya karena dirinya tidak mau ikut mempresentasikan
kegiatannya didepan Sekretaris Daerah.
Menurutnya, presentasi yang diinginkan pihak
sekretaris daerah sebagai salah satu “syarat” pencairan anggaran, adalah
sesuatu yang tidak wajib, karena tidak memiliki landasan yang jelas.
Dijelaskannya, ada atau tanpa presentasi di depan
sekretris daerah, anggaran harus tetap dicairkan, karena sudah melalui
pembahasan dikantor DPRD.
Kepada tamu yang hadir diruangannya tersebut, Amang
Usman mengaku terpaksa harus bersabar tidak menerima fasilitas kendaraan dinas
karena ulahnya.
Lebih jauh, Amang Usman mengaku selain anggarannya
tidak dicairkan, serta tidak adanya kendaraan dinas yang didapatkan, ia pun terpaksa
tidak membayar koran yang masuk ke Dinas yang digawanginya tersebut.
Dengan nada canda, Amang Usman mengatakan “Tulis saja
dikoran”. (Surianto/Sl).
No comments:
Post a Comment